Pages

Tuesday, April 17, 2012

Lagi pencerahan Kitab Fadhilat Amal


                                             Satu lagi karya hebat Maulana Zakaria rah

Mereka berkata : Kitab Fadhilah Amal adalah kumpulan hadits dhaif dan maudhu'
Masalah hadits dhaif pendapat yang umum dikalangan ulama boleh menggunakannya untuk Fadhilah Amal. 

Masalah hadits maudhu'/palsu, benarkah ada terdapat dalam Buku Fadhilat Amal karangan Maulana Zakariyya Al-Kandahlawi rah.a. 

Jawabnya : “Ada”

Didalam Fadhilat Dzikir, Hadits-hadits Tentang Kalimat Thayyibah, Hadits ke 28 
Maka Allah berfirman kepadanya: “Siapakah Muhammad (yang engkau maksud)?” Maka Adam menjawab: “Maha berkah nama-Mu ketika engkau menciptakan aku, akupun mengangkat kepalaku melihat Arsy-Mu, dan ternyata di situ tertulis: Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah. Maka akupun mengetahui bahwa tidak seorang pun yang lebih agung kedudukannya di sisi-Mu dari orang yang telah engkau jadikan namanya bersama dengan nama-Mu.” Maka Allah berfirman kepadanya: “Wahai Adam, sesungguhnya dia adalah Nabi terakhir dari keturunanmu, kalaulah bukan karena dia, niscaya Aku tidak akan menciptakanmu.” (Hr. Thabrani, Hakim, Abu Nu’aim, Baihaqi) 

Dibawah hadits tersebut (keterangan hadits yang berbahasa Arab) dengan jelas Maulana Zakariyya rah menuliskan kedudukan hadits tersebut. 
Apa keterangannya : 

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Ash-Shaghir, Al-Hakim, Abu Nu’aim, Al-Baihaqi yang keduanya dalam kitab Ad-Dala`il, Ibnu ‘Asakir dalam Ad-Durr, dan dalam Majma’ Az-Zawa`id (disebutkan): Diriwayatkan Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Ash-Shaghir, dan dalam (sanad)-nya ada yang tidak aku kenal. Aku berkata: Dan dikuatkan yang lainnya berupa hadits yang masyhur: “Kalau bukan karena engkau, aku tidak menciptakan jagad raya ini”, Al-Qari berkata dalam Al-Maudhu’at: “Hadits ini palsu.”

Dalam menanggapi hadits ini :
Berkata Al-Imam Al-Hakim : “Shahih sanadnya
Berkata Al-Imam Al- Baihaqi : “Dhaif
Al-Qari berkata dalam Al-Maudhu’at: “Hadits ini palsu.” 

Jadi ada perbedaan pendapat ulama tentang hadits diatas ada yang mengatakan : Shahih, dhaif dan palsu. 

Pertanyaan 
“Mengapa Maulana Zakariyya rah menuliskan hadits palsu dalam kitab Fadhilat amal”

Jawab : 
Tidak ada masalah menuliskan hadits dhaif atau palsu dalam sebuah buku untuk kepentingan ilmu sepanjang menuliskan derajat haditsnya. Maulana Zakariyya dengan jelas menuliskan berbagai pendapat ulama dalam menanggapi hadits tersebut. 

Pertanyaan 
Kenapa penerjemah tidak menerjemahkan takhrij hadits tersebut kedalam bahasa Malaysia kerana majoriti pembacanya tidak memahami bahasa Arab. 

Jawab : 
Penerjemah mungkin punya alasan yang khusus dalam masalah ini. Setiap takhrij hadits dalam Fadhilat Amal tidak pernah diterjemahkan ke dalam bahasa melayu boleh tetapi akan dikhuatiri akan menimbulkan ketebalan terhadap  kitab tersebut dan kebiasaanya hanya sebahagian kecil dari masyarakat Malaysia yang faham tentang ilmu hadits dengan baik. 

Contohnya : 
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Al Qamah bin Waqhas Al Laitsi berkata saya mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap orang tergantung apa yang diniatkan. Barang siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan” (HR. Bukhari)

Kalau kita melihat didalam buku hadits yang terjemahan atau salinan kedalam buku lain maka nama Perawi : Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair, Sufyan, Yahya bin Sa’id Al Anshari, Muhammad bin Ibrahim At Taimi, Al Qamah bin Waqhas Al Laitsi jarang sekali dituliskan padahal dalam tulisan bahasa arabnya ditulis lengkap dengan parawinya. Maka hadits diatas akan dipotong nama-nama perawinya dan hadits diatas akan dituliskan sebagai berikut :

Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap orang tergantung apa yang diniatkan. Barang siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan” (HR. Bukhari)

Jadi, alasan apa yang menyebabkan penerjemah tidak menyertakan nama-nama perawinya. Alasannya mungkin akan sama dengan keterkaitan masalah Fadhilat amal diatas. “Akan menimbulkan tebalnya kitab tersebut dan biasanya hanya sebahagian kecil dari masyarakat Malaysia yang faham tentang ilmu hadits dengan baik”. Makanya menurut hemat penerjemah hal itu tidak dituliskan.